Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) didamping Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengumumkan penurunan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 7 persen menjadi 6 persen. (Istimewa)
Pemerintah menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 6 persen per tahun. Sebelumnya, bunga KUR per tahunnya sebesar 7 persen.
“Kebijakan penurunan suku bunga KUR menjadi 6 persen akan memperbanyak jumlah UMKM yang mendapatkan akses pembiayaan di sektor formal dengan suku bunga rendah,” ungkap Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto seperti keterangan tertulis, Selasa (12/11).
Bukan hanya KUR, total plafon KUR juga ditingkatkan menjadi Rp 190 triliun dan akan terus meningkat secara bertahap hingga Rp 325 triliun pada 2024. Plafon maksimum KUR Mikro pun ditambahkan, semula sebesar Rp 25 juta menjadi Rp 50 juta per debitur yang kebijakannya akan berlaku efektif mulai 1 Januari 2020.
“Selain perubahan plafon KUR Mikro, total akumulasi plafon KUR Mikro untuk sektor perdagangan pun mengalami perubahan, dari semula sebesar Rp 100 juta menjadi Rp 200 juta. Sedangkan, untuk KUR Mikro sektor produksi tidak dibatasi,” jelas dia.
Ia berkata, kebijakan ini diambil dalam rangka mempercepat pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal ini juga sejalan dengan rencana diterbitkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Lapangan Kerja.
“Perubahan kebijakan KUR ini diharapkan mendorong percepatan pertumbuhan UMKM di Indonesia, mengingat begitu penting dan strategisnya peran UMKM bagi perekonomian Indonesia,” tambah dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, total unit usaha UMKM mencapai 99,9% dari total unit usaha dengan menyerap tenaga kerjanya sebesar 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja di Indonesia. UMKM menyumbang sebesar 60,34 persen jika ditinjau dari kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
“KUR ini didorong untuk semua sektor, tapi kita akan fokus membangun KUR berbasis kelompok atau klaster, karena akan lebih efisien untuk perekonomian,” tuturnya.