Intip Tips Atur Keuangan untuk Kumpulkan DP dan Bayar Cicilan KPR agar Lancar




Ilustrasi Pembayaran KPR
   Memiliki rumah kini sudah menjadi salah satu prioritas utama para keluarga muda. Namun, dalam mewujudkan mimpi miliki rumah idaman, masalah finansial kerap menjadi penghalang. Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pun menjadi solusi para anak muda dalam memiliki hunian.
Untuk memulai mengambil KPR, seseorang harus memiliki perencanaan yang baik. Mulai dari tabungan awal sebagai modal pengajuan aplikasi bank untuk KPR, dan pertimbangan lainnya. Sebab, ini akan menjadi komitmen jangka panjang. Dengan begitu, seseorang harus mengetahui kemampuan keuangannya sebelum memulai cicilan KPR.
Lantas, bagaimana tips untuk mengatur keuangan sebelum memulai cicilan KPR?
Perencana keuangan, Agustina Fitria, membagikan kiat-kiat agar dapat membeli rumah idaman melalui KPR tanpa mengganggu penghasilan seseorang.
Pertama, pastikan KPR ini adalah cicilan yang nantinya mampu dibayar oleh peminjam. Menurutnya, KPR merupakan komitmen jangka panjang dan peminjam harus berani mengambil risiko. Dalam hal ini, peminjam harus bisa membuat perhitungan atas penghasilannya.
"Misalnya harga rumahnya Rp 1 miliar dan DP 20 persen. Jadi, harus melakukan simulasi dengan cara membandingkan dengan penghasilan kita. Dalam melakukan KPR ini, kisarannya itu harus 30 persen dari penghasilan kita," jawab Agustina Fitria saat dihubungi Merdeka.com, Senin (2/9).
Dirinya juga menuturkan, bagi seseorang sudah berumah tangga, fokusnya akan berbeda lagi. Akan ada cicilan-cicilan yang lain, seperti mobil, motor, alat elektronik, dan lain sebagainya. Jadi, untuk mengetahui KPR yang tepat, cicilan tidak melebihi 35 persen (termasuk cicilan lainnya) dari penghasilan peminjam.
Kedua, dalam menyiapkan dana untuk down payment (DP), setidaknya peminjam harus menyisihkan 25 - 30 persen dari total uang yang harus dibayarkan. Namun, ini kembali lagi pada bank-bank yang menyediakan jasa KPR.
Terdapat beberapa bank yang sudah menyediakan ketentuannya secara bervariasi. Juga, sudah banyak juga bank-bank yang memasarkan KPR untuk kaum milenial.
"Tanya kepada bank yang bersangkutan, kriteria bank tersebut berapa? Apakah ada BPHTB, notaris, dan biaya lainnya yang kurang lebih sekitar 5 - 10 persen nilai dari utang nantinya. Jadi, 25 - 30 persen yang harus disiapkan dari total uang. Misalnya harga rumah Rp 1 miliar, berarti Rp 280 juta yang harus disiapkan untuk DP sebelum cicilan berjalan," jawabnya.
Meski uang yang dikeluarkan untuk DP itu besar, tetapi KPR akan memberi kemudahan untuk golongan-golongan tertentu. Yang perlu dilakukan adalah bertanya sebanyak mungkin kepada orang KPR atau bank, sehingga sangat memungkinkan untuk mendapatkan bank yang menawarkan DP 0 persen.
Kemudian, bagaimana cara menabung yang efektif agar memiliki cukup uang untuk melakukan DP KPR?
Pastikan bahwa peminjam memiliki uang tabungan. Tidak hanya tabungan saja, tetapi juga bonus atau THR yang bisa disalurkan ke rekening khusus untuk DP. Cara lainnya adalah membuat program auto debit dari setiap gaji. Dengan adanya auto debit, peminjam pun akan menjadi lebih disiplin karena tidak akan tercampur dengan uang yang lainnya.
"Bisa juga buat program auto debit dari setiap gaji kita. Namun, tetap harus disesuaikan dengan penghasilannya. Kalau penghasilannya cukup, berarti bisa untuk bikin auto debit sehingga mengurangi gaji yang bisa langsung masuk ke rekening kita. Kita pun jadinya lebih disiplin karena itu (tabungan DP KPR) tidak bisa diutak-atik," ucapnya.

Share:

Recent Posts